BAGIAN
MASALAH LINGKUNGAN
Masalah
demam berdarah mulai mewabah di lingkungan rt saya, sejak awal februari lalu
ada warga rt saya yang terjangkit Demam Berdarah. Ini sudah penyakit musiman
karena wabah dipicu oleh curah hujan extreme sejak akhir januari lalu di daerah
saya.
Penyakit Demam Berdarah
ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Ketua rt
saya dengan himbauan departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi
dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah
memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas
dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang
sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum
memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C)
b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji
tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
c. Hepatomegali (pembesaran hati).
d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg
atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan
penurunan trombosit sampai 100.000 /mm³.
f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai
Hematokrit.
g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat
menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit
kepala.
h. Pendarahan pada hidung dan gusi.
i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul
bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Ketua RT saya sudah melakukan fogging 2 kali pada bulan
februari lalu, dan menghimbau warganya kengan metode pencegahan lingkungan
seperti yang diatas, pencegahan tetap dilaksanakan sampai curah hujan di daerah
kami menurun. Karna curah hujan di jakarta tidak bisa diprediksi dengan tepat
MASALAH
PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN TENGAH
Bagian Utara Kalimantan Tengah
memiliki cadangan batubara ± 4,8 milyar ton dimana sampai saat ini masih belum
dapat dieksploitasi dengan baik, untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari 4,8 milyar ton batubara tersebut ±
50% diantaranya adalah batubara dengan kalori tinggi (high grade/cooking coal) yang bernilai ekonomi tinggi. Salah satu
kendala utama dalam pengelolaan batubara di Kalimantan Tengah adalah masalah
transportasi dari daerah produksi (penambangan) ke outlet yakni Lupak Dalam
yang berada di laut Jawa.
Saat ini modal transportasi
angkutan batubara dari Kabupaten Murung Raya ke outlet adalah kombinasi antara
angkutan truk dan moda transportasi sungai Barito. Permasalahannya adalah
sungai Barito ini tidak dapat dilayari sepanjang tahun terutama pada musim
kemarau, karena kedalaman air yang tidak memadai untuk dilayari.
Disamping itu di kota Muara Teweh
terdapat jembatan H. Hasan Basry yang melintasi sungai Barito dengan bentang
terpanjangnya hanya 60 meter dan jembatan tersebut berada pada daerah tikungan
sungai (meandering), sehingga sangat
sulit untuk di lewati oleh tongkang-tongkang bermuatan berat. Jembatan ini
sudah sering tertabrak oleh tongkang-tongkang yang lewat pada sungai tersebut.
Akibatnya adalah produksi batubara tidak dapat ditingkatkan dan maksimal hanya
± 1,5 juta ton per tahun.
Akibat lain adalah mahalnya
ongkos angkut yang menyebabkan mahalnya harga jual batubara sehingga margin
menjadi sangat kecil. Hal ini akan mempengaruhi tingkat keekonomian pengelolan
batubara tersebut secara keseluruhan. Permasalahan lainnya adalah tingkat
reliabilitas (keandalan) dan kontinuitas (sustainability)
produksi yang tidak dapat dipastikan akibat sulitnya memprediksi masalah
angkutan ini.
Ada 3 (tiga) alternatif modal
transportasi dari Puruk Cahu ke Bangkuang yakni moda transportasi sungai, jalan
darat dan jalan kereta api. Dari kajian yang dilaksanakan didapat bahwa
transportasi jalan kereta api merupakan pilihan yang paling ideal ditinjau dari
berbagai sudut pandang. Dengan pemilihan moda transportasi ini maka produksi
batubara akan dapat ditingkatkan dari 1,5 juta ton per tahun menjadi 20 juta
ton per tahun atau bahkan lebih. Dengan demikian maka tingkat keandalan dan
kontinutas angkutan/produksi batubara akan dapat ditingkatkan. Di samping itu
tingkat keekonomian dan margin akan dapat ditingkatkan pula.
Trase jalan kereta api ruas Puruk Cahu-Bangkuang
sepanjang 185 km dimulai dari Desa Palaci di Kabupaten Murung Raya menuju Desa
Bangkuang yang terletak 45 Km di sebelah Selatan kota Buntok, ibukota Kabupaten
Barito Selatan. Trase ini melewati 3 (tiga) kabupaten yakni Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Barito
Selatan. Beberapa kecamatan akan yang
dilalui jalan kereta api adalah Kecamatan Muaralaung (Kabupaten Murung Raya),
Kecamatan Lahei, Kecamatan Teweh Tengah dan Kecamatan Montalaat (Kabupaten
Barito Utara), Kecamatan Dusun Utara, Kecamatan Dusun Selatan, Kecamatan Karau
Kuala dan Kecamatan Dusun Hilir (Kabupaten Barito Selatan).
Beberapa manfaat yang didapat
dari pembangunan jalan kereta api Puruk Cahu-Bangkuang adalah sebagai berikut:
1. Membuka isolasi wilayah
Saat ini salah satu
permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan di Kalimantan Tengah adalah
minimnya infrastruktur terutama bidang perhubungan, sehingga meskipun Provinsi
Kalimantan Tengah dikaruniai sumberdaya alam yang berlimpah namun hal ini belum
dapat dikelola untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, karena kendala
angkutan. Demikian pula halnya dengan rencana pembangunan di sektor perkebunan,
pertanian, kehutanan, pariwisata, kelautan dan perikanan juga mengalami kendala
yang sama sehingga tidak dapat dikembangkan secara baik.
2. Penciptaan lapangan pekerjaan
Dengan adanya pembangunan
jalan kereta api maka akan terbuka lapangan pekerjaan di beberapa sektor antara
lain pertambangan dan ikutannya, transportasi dan jasa. Di sektor pertambangan
akan tercipta lapangan pekerjaan untuk berbagai keahlian baik keahlian tinggi (expert), tenaga menengah maupun tenaga
rendah/kasar. Demikian pula halnya dengan pembangunan jalan rel kereta api akan
menciptakan lapangan pekerjaan juga dengan berbagai tingkat keahlian. Setelah
jalan kereta api ini selesai dan beroperasi dengan baik untuk angkutan batubara
akan tersedia lagi lapangan pekerjaan yang tidak sedikit seperti dijelaskan
diatas.
3. Menambah pendapatan masyarakat dan pemerintah
Dengan terciptanya lapangan pekerjaan dalam
berbagai sektor dengan beberapa tingkat keahlian sebagaimana diutarakan
diatas maka pendapatan masyarakat akan meningkat sehingga angka kemiskinan dan
pengangguran diharapkan akan menurun secara signifikan. Demikian pula halnya
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut akan berkontribusi
kepada keuangan pemerintah melalui pembayaran pajak sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Menunjang sektor-sektor strategis lain
Seperti diuaraikan di atas permasalahan utama yang dihadapi dalam
melakasanakan pembangunan di kalimantan Tengah adalah minimnya infrastruktur
perhubungan. Saat ini selain bidang pertambangan, sektor-sektor lain seperti
perkebunan, pertanian, kelautan dan perikanan, dan pariwisata belum dapat
dikembangkan secara optimal karena permasalahan infrastruktur perhubungan.
Dengan dibangunnya jalan kereta api ruas Puruk Cahu-Bangkuang maka seluruh
daerah pengaruh proyek akan dapat dikembangkan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
5. Mendukung integritas (kesatuan) wilayah
Saat ini wilayah Barito yang terdiri dari Murung Raya, Barito Utara, Barito
Selatan dan Barito Timur meskipun sudah terhubungkan dengan jalan darat dengan
wilayah lainnya di Kalimantan Tengah namun kondisinya belum seperti yang
diharapakan. Dengan terbangunnya jalan kereta api ruas Puruk Cahu-Bangkuang
maka integritas wilayah akan lebih mantap lagi baik dari sisi ekonomi, sosial bidaya,
pemerintahan, pertahanan dan keamanan.